About Me

Sumber Bukti Taksonomi

Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sumber bukti taksonomi dapat berupa :

1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah organ reproduksi, organ pencernaan, bentuk paruh atau bentuk gigi.

Ciri-ciri morfologi dapat dilihat dengan mudah untuk menentukan variabilitasnya daripada bila menggunakan ciri-ciri lainya. Di lain pihak, ciri-ciri mikroskopik atau ciri endosformik seringkali tidak tetap pada beberapa golongan tertentu. Meskipun demikaian bukan berarti ciri-ciri lainya tidak dapat di-pergunakan sebagai dasar penyusunan klasifikasi, misalnya pada waktu mengamati fosil perlu diperhatikan baik ciri morfologi mapuan ciri anatominya.

Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik dari sifat vegetatif maupun sifat generatif, disebabkan :

(i) Sulit dilihat, (misalnya kelenjer madu, lodicula, tangkai benang sari)
(ii) Sulit dibuat koleksi (misal pangkal daun dari suku palmae). Banyak sifat-sifat demikian hanya dapat dilihat di lapangan.

Sebagian besar tumbuhan berbunga dapat segera diidentifikasi dengan mudah karena adanya ciri-ciri vegetatif ini. Ciri-ciri yang mempunyai nilai taksonomi antara lain:

a. Perawakan (habitus)
b. Organ-organ dalam tanah (bentuk akar dan batang)
c. Daun (Folium)

2. Embriologi
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Individu dalam marga dan suku dapat dicirikan dengan tipe embrionya, tanda ini dapat dipakai untuk menentukan pembatasan takson serta kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomis dan morfologis dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.

3. Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara filogeni. Data anatomi antara lain dapat dipergunakan untuk tujuan praktis, misalnya identifikasi, peng-golongan atau mempelajari filogeni dan tingkat kekerabatan, akan tetapi jika tidak dibantu dengan data lain hasilnya akan kurang akurat. Sifat-sifat anatomi batang, daun, bunga sangat berguna dan mempunyai nilai taksonomi penting pada golongan-golongan tertentu.

Aplikasi anatomi bunga untuk taksonomi lebih terbatas dibanding dengan anatomi organ lain, mengingat teknik dan penafsiran yang sulit diikuti. Di dalam kenyataan anatomi juga mempunyai peran di dalam taksonomi, filogeni dan ontogeni. Pada dunia tumbuhan sering terdapat dua tumbuhan atau dua spesimen yang persis sama secara morfologi, sehingga memiliki nama ilmiah yang sama.

Peristilahan ini dapat dilihat pada tanaman duku, langsat, psitan dan kokosan = Lansium domesticum. Ketika nama ilmiah diberikan, maka berdasarkan spesimen yang ada terlihat keempatnya memiliki persamaan secara morfologi, sehingga diberi nama ilmiah yang sama. Akan tetapi hampir sebagian besar orang Indonesia dapat membedakan langsat dengan duku. Akibatnya dilakukan penelitian anatomi dan ternyata memang keduanya memperlihatkan perbedaan yang cukup mencolok dari bentuk, jumlah jaringan epidermis dan jaringan palisade. Kedua jenis tersebut dipisahkan, sehingga muncul nama Lansium domesticum dan Lansium dacco.

4. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit,

Jumlah kromosom sebagai suatu ciri taksonomis yang merupakan salah satu ciri yang paling konstan yang dapat digunakan diantara ciri-ciri lain-nya. Semua individu dalam suatu jenis biasanya mempunyai jumlah kromosom yang sama, walaupun ada kekecualian. Jika ada dua tumbuhan yang memiliki persamaan secara morfologi dan anatomi, sedangkan ada semacam keyakinan dari penelitian bahwa keduanya merupakan jenis yang berbeda, maka secara sitologi kita dapat memeriksa bagaimana struktur dan jumlah kromosom keduanya. Jika ternyata memiliki kondisi yang berbeda, maka peluang untuk memisahkan kedua jenis tersebut cukup terbuka. Sebagai contoh dalam penelitian ubi jalar Ipomoea batatas (l.) Lamk. dikenal ada istilah poliploidi, dimana jumlah kromosom 2n selalu berbeda-beda. Ubi jalar yang memiliki kromosom 2n = 2x kelihatannya memiliki rasa yang sangat pahit, akan tetapi memiliki ketahanan terhadap virus Cylas. Sedang kerabat dekatnya yang dari Tarutung (Sumatera Utara) berwarna jingga memiliki kromosom 2n = 6 x dan rasanya manis. Di Jawa barat kultivar ini banyak digunakan sebagai campuran untuk rujak.

5. Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologis yang sama. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama memungkinkan sifat fisiologinya berbeda.

6. Penyebaran Geografis
Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma. Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson, dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.

Suatu takson yang terdapat pada suatu areal yang sama dianggap mem-punyai hubungan kekerabatan yang lebih dekat dibanding jika terdapat dalam areal yang berbeda. Pembatasan takson-takson seperti jenis, anak jenis, varietas, forma sering dikaitkan dengan batas-batas daerah distribusinya. Ipomoea pascaprae; Nypa fruticans; Cocos nucifera dapat tumbuh baik di kawasan pantai berdekatan dengan formasi Rhizopora sp. dan Brugueira sp. Sedang Edelweis (bunga abadi) hanya ditemukan di kawasan dengan ketinggian tertentu di puncak gunung. Tanaman Apel (Pyrus malus); markisah (Passiflora edulis); Tomat (Lycopersicum esculenta), Paku tiang (Alsophyla glauca), Paku resam (Gleichenia linnearis) hanya mampu tumbuh baik pada ketinggian tertentu di daerah pegunungan. Sedang beberapa jenis yang dikenal seperti Syzigium aqueum; Ipomoea aquatica, Hydrilla verticellata terlihat kesan bahwa jenis ini merupakan tumbuhan yang hidup di air.

Berdasarkan letak lintang dan bujur, tumbuhan masih memperlihatkan adaptasi yang berbeda. Tumbuhan yang ditemukan di kawasan daerah tropik, jarang ditemukan di kawasan sub-trofik maupun di daerah kutub. Bunga tulip (Liliodendron tulifera) hanya ditemukan di negeri Belanda. Bunga sakura hanya ditemukan di Jepang, kapas dan gandum tumbuh dengan baik di kawasan subtropika. Nama jenis banyak diambil dari nama negara, wilayah daerah, di antaranya: Mangga Mangifera indica (Indica = India); Teh Camelia sinensis (Sinensis, Chinensis + China). Kemiri Aleurites moluccana (Moluccana = Moluccas = Maluku), Diospyros celebica (Celebica = Celebes = Sulawesi). Salak Sidimpuan Salacca sumatrana (Sumatrana = Sumatera); Salacca borneensis (Borneo = Kalimantan). Pinanga javana, Sambucus javanicus (Java = Jawa), Calamus karoensis (Karo = Sumatera Utara)

Posting Komentar

0 Komentar